Bisnis.com, JAKARTA - Batam yang disiapkan menjadi pintu gerbang Indonesia dari dan menuju Singapura dan Malaysia pada era MEA menjadi incaran bagi pengembang properti nasional untuk mengembangkan kawasan hunian dan investasi properti.
Penerapan MEA dinilai memberikan peluang positip bagi subsektor properti, terutama hunian menengah ke atas.
Kenaikan harga properti di area Batam Center langsung melejit hingga 100%.
Peluang tersebut sudah diprediksi pengembang nasional terkemuka Agung Podomoro Land (APL), dengan mengembangkan Orchard Park Batam.
"Kami siap menerima dampak positif dari MEA ini. Apalagi pemerintah juga berkomitmen untuk mengangkat potensi Batam agar semakin menarik baik untuk investasi maupun turisme," Agung Wirajaya Ass.Vice President Strategic Marketing Residential PT Agung Podomoro Land Tbk.
Dia mengharapkan Orchard Park menjadi business center yang berkualitas tempat investor ataupun pelaku usaha bertemu.
Menurut Agung, konsep Orchard Park Batam menjadi terobosan baru di dunia properti Batam. One stop green living yang menjadi jargon utama kawasan hunian ini, yang dilengkapi seperti fitness center, jogging track, kolam renang seluas 396 m2, perkantoran, ruko, sampai mall tersedia didalamnya.
Hal ini merupakan sesuatu yang baru di Batam sehingga menarik perhatian warga di Kepulauan Riau. Selain itu lokasinya sebagai pintu gerbang Indonesia ke Asean menjadi hal yang menarik.
" Sebesar 50% konsumen kami berada diluar Kepri. Alasan mereka membeli karena kedekatan jarak dengan Singapura dan nama besar Agung Podomoro Land yang merupakan jaminan mutu bangunan dan kenaikan investasi kawasan," ungkap Agung.
Sementara itu, Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Batam mengungkap pada triwulan pertama 2016 penanaman modal asing (PMA) tercatat sebanyak US$392 juta dengan realisasi 62 proyek. Jumlah itu naik dibandingkan dengan periode yang sama 2015 lalu yang hanya membukukan 47 proyek dengan nilai investasi US$204 juta.
"Naiknya cukup signifikan sebesar US$188 juta," kata Direktur Humas dan Promosi BP Batam, Purnomo Andiantono.
Batam merupakan daerah nomor tiga kunjungan wisatawan asing, setelah Bali dan Jakarta, berkontribusi 15% untuk wisman nasional. Tidak ada bandara di daerah Sumatra yang sesibuk Batam, bahkan Kuala Namu (Medan) sekali pun. Lebih dari 130 perusahaan galangan kapal yang beroperasi di Tanjung Uncang, Kabil, Sekupang dan Batuampar.
Batam telah mengalahkan Surabaya, sebagai kota yang sebelumnya mempunyai galangan kapal terbesar di Indonesia.
Dia menjelaskan, tenaga kerja asing akan mendorong meningkatnya kebutuhan tempat tinggal yang berstandar internasional dan sesuai dengan tingkat ekonomi dan kualitas hidup ekspatriat.